Minggu, 28 April 2013

Dear my baby Boy


Assalamualaikum, 

Pas dua minggu saya kembali lagi kesini.. :D

Setelah satu tahun lalu saya pernah menulis surat untuk my future handsome husband, saat ini saya berfikiran untuk tulis satu surat lagi untuk calon anak saya.. hahha, its sound weird isn't is.. i dont think so !! saya hanya terfikir dan saya akan menuliskannya. Hemm, biar lebih mudah akan saya tuliskan dalam bahasa indoensia,, Karena sepertinya Grammer saya semakin hari semakin kacau..hahaa..

Dear my baby Boy, 

Bersama surat ini aku akan menyampaikan ketakutanku akan ketidakmampuanku untuk membuatmu menjadi manusia yang lebih baik dari aku, ayahmu atau siapapun. Walaupun aku berkaca mata, namun aku tidak pintar untuk mengajarimu aljabar, logaritma atau kalkulus. Aku akan berusaha mengajarimu apa apa yang aku dengar dari ayahmu,  seperti kata pepatah nak : Tak dengar maka tak sayang, untuk itu ibumu ini selalu berusaha mendengarkan kata-kata ayahmu agar ayahmu makin sayang dengan ibumu ini nak :D.. Kelak ketika kau sudah berilmu dan mengamalkannya. Ibu sangat sangat berharap kau mendoakan ibu dan ayahmu ketika kami telah tiada nak. Karena tahukah engkau, apa yang dapat menolong ibumu dari api neraka ?? Doa dari anak yang saleh nak, doa dari dirimu. 

Nak, bila kelak di masa kanak-kanak aku dan ayahmu tak serta merta membelikan segala yang kau pinta, janganlah kau merajuk. Aku ingin kau tahu Nak, hidup bukan cuma meminta lalu ada. Aku dan ayahmu bukan lampu wasiat yang kau gosok lalu mampu mengadakan yang tiada. Aku ingin kau hidup dengan pandangan mata ke bawah untuk segala yang berbau mewah, dan pandangan mata ke atas untuk segala hal yang dapat memotivasimu mejadi lebih baik.

Nak, ibu bukan orang yang kaya yang bisa membuatmu hidup bermewah mewahan. Uangku tak melimpah hingga bisa membelikanmu mobil Porsche, Ferrari atau Lamborgini. Tapi alhamdulillah selama ini ibu sudah merasakan cukup. Mudah mudahan cukup pula kau rasakan buat dirimu nanti Nak. Bila kelak ada yang kau rasakan kurang dalam hal keuangan, tolong kau maklumi nak. Kata ayahmu, rezeki sudah ada yang mengatur. Ibu berdoa semoga Allah memberikanmu kecukupan rezeki sehingga kau merasa bersyukur karenanya. Hidupmu sebisa mungkin  harus bermanfaat buat sekitar Nak. Sedapat mungkin kau hindari berkelebihan. Aku tak mau dengar kau diiri dengki oleh temanmu karena harta benda yang kau punya, aku berharap kau disiriki karena kecerdasan dan kerendahhatianmu, keramah tamahan dan kesopananmu. Seperti yang akan selalu aku ajarkan kepadamu nak. 

Aku sangat khawatir nak, ketika kau lahir nanti dan beranjak dewasa. Ibu sangat takut kau terjerumus dalam pergaulan bebas. Seperti yang kau tahu nak, zaman sekarang ini banyak sekali anak2 yang narkoba, tawuran, mabuk mabukan. Maka pesan ibu, hati hati dalam pergaulan dan mencari teman nak. Kau tahu kan kata pepatah : "Berteman dengan penjual minyak wangi, akan terciprat wangi , berteman dengan tukang pandai besi, akan terpercik api" lihatlah siapa temanmu nak. 

Nak, aku berharap terlalu besar pada dirimu. Padahal aku adalah orang yang masih banyak kekurangan. Namun begitulah orang tua nak, akan selalu meminta yang terbaik untuk anaknya. Doa ini hanyalah harapan besarku padamu nak, tetapi hanya Allah yang dapat mengabulkan permohonan aku ini. Mungkin kelak kau pintar, tapi DIAlah yang maha pintar; mungkin kelak kau kaya, tapi DIAlah yang maha kaya; bahkan mungkin kau kelak jadi pemimpin bangsa, tapi tetap saja DIA pemimpin dari segala pemimpin. Maka, ingat kembali kata kata ayahmu nak, jangan kau menjauh dari rahmatNya. 

Jika kelak kau berselisih paham denganku, bacalah surat ini agar kau paham betapa sesungguhnya aku mencintaimu. Jika kelak aku telah tiada, bacalah sebagai pengingat dan penghilang rindumu. 

Tertanda, Ibumu..

Wassalamualaikum, 

Minggu, 14 April 2013

My first week in headscarf


Assalamualaikum, 

It’s been one week exactly since I decided to start wearing a hijab. How has the experience been so far? Not bad actually. I don’t think I’ve really had any negative reactions from others. To start wearing Hijab was a difficult   and  It was also  hard to wear it. Putting it own in a presentable way and then keep it tied whole day long. But I used to manage it. The issue of appearance and “feeling pretty with hijab” was also a major struggle. I found it hard to feel good about myself after about a week of wearing the hijab (even today). I looked at other girls and looked at myself and felt like my beauty was gone.

Banyak sekali perbedaan yang saya temuin belakangan ini, which is i dont know it was good or not.. kaya gini misalnya : kalo pake hijab kan rambut mesti kering jadi saya change jadwal keramas yang biasanya pagi hari jadi sore hari, itupun kalo sore harinya nggak pulang malem. Kalo pulang malem, yo wess bablas.. nggak mandi dan nggak keramas juga. Jadi mandi pagi yang nggak pake keramas itu terjadi "cepat sekali" cuma 3 menit hahaa.. tapi dandannya itu lho, kadang bisa sampe 40 menit masih blm kelar juga. Masalahnya saya takut sama jarum dan kalo mau pake hijab yang agak2 gaya gitu saya mesti usaha pake jarum. Ternyata takut dan nggak bisa, jadi kembali lagi pake kerudung waktu jaman sekolah madrasah.. agak kurang worth it juga sih tiap hari bingung coba coba model model hijab tapi at the end tetep pake hijab model biasa.. timeless.. ya,, itu proses sii, kasih saya satu bulan.. saya yakin saya bisa pake hijab kaya Ineke Kusherawati hahaa.. 

When i started wearing a hijab, there is someone asking me this " Who inspired me to wear the hijab?" and they are curious and figured out that will i getting merried soon because they think people are start to use a hijab is demands of her life partner. I can not answer that question, because when I said yes they would be thingking that I wear hijab just because forced by life partner and then when i said no its means i lie to my self and to them. lie is porbiden isn't it ?? as usual i just said that i was too much follow the Islamic twitter account so i was inspired by it hehee.. Dan sebenernya saya terinspirasi dari satu kata kata seperti ini sih : If you want to find a spouse who truly loves you, he can choose you with your hijab as well. Even if your spouse is a good Muslim he will be proud of your hijab. You will look more presentable and distinguishing to him them other girls. 

So far, the biggest effect that wearing hijab has had on my life has actually been on my own behavior and in a good way. I now feel life like I’m an ambassador for Islam, so to speak. I feel more pressure to be a better person, to be a good example of what a Muslim should be. For example, being kind to others, smiling more, holding the door for someone who needs it, not cutting off people speak and just in general doing ‘good deeds’ and abstaining from ‘bad behavior.’ I don’t want to give anyone a reason to judge Islam. Rather, I want to be a reason for them to rethink Islam. I felt like I was respecting myself. It was a really beautiful experience and I'm glad I stepped out of my comfort zone and participated of being what we called ??? :D Hijabers !! oh yeahhh.. 

Wassalam, :)